Senin, 27 Oktober 2008

sastra

Anganku

Berkelana bagai Ikan hiu pemangsa

Menari-nari di bawah laut biru

Tanpa pernah melihat kebawah

Dengan sombongnya berlenggak-lenggok

Begitu juga dengan anganku malam ini

Tinggi keawan menuju sang bintang

Tapi entah kenapa ku takut anganku terbang terus

Tanpa ada yang bisa mengendalikannya

Terus berkelana dialam khayal sang dewi malam

Berkelut dengan dinginnya malam

Berselimut malam yang semakin gelap

Beriringan saling mengisi rongga otakku

Angan sang pengkhayal ini terus berkelana

Menuju titik nadir sang Illahi

Menuju surga duniawi yang semu

Dan entah sampai kapan akan terus begini